Abstrak | : Masalah serius yang sering dihadapi para petani cabai di Indonesia adalah penyakit antraknosa (patek) yang disebabkan oleh infeksi jamur Colletotrichum capsici. Para petani mengalami kerugian hasil panen hingga 90% terutama jika terjadi pada musim penghujan. Masalah ini biasanya diatasi dengan fungisida sintetik yang menyebabkan pencemaran lingkungan serta menimbulkan dampak negatif pada masyarakat. Akar tuba dan batang serai berpotensi digunakan sebagai biofungisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas kandungan senyawa ekstrak akar tuba dan batang serai dan untuk mengetahui kemampuan ekstrak akar tuba dan batang serai terhadap pengendalian penyakit antraknosa. Pada penelitian ini ekstraksi akar tuba dan batang serai dilakukan dengan metode maserasi. Berdasarkan uji fitokimia, ekstrak akar tuba dan batang serai terbukti mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid. Berdasarkan uji GC-MS, ekstrak akar tuba dan batang serai mengandung senyawa yang berpotensi digunakan sebagai biofungisida seperti 1-naphthalenol, 2-naphthalenol, torreyol, damascenone dan octahydrophenanthrene. Kemampuan biofungisida diuji dengan menggunakan metode BSLT dan diperoleh nilai LC50 sebesar 37,56 ppm, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar tuba dan batang serai efektif digunakan sebagai fungisida ramah lingkungan. |