Abstrak | : Menurut Lukman (Herbyanti, 2009), kebahagiaan adalah tujuan setiap orang yang berupa kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan serta tercapainya suatu tujuan. Setiap orang harus bahagia dengan caranya sendiri, bahkan pengemis jalanan juga. Orang yang kaya secara finansial karena berpenghasilan tinggi dinilai masyarakat sebagai orang yang bahagia (Sukarniati et al, 2017). Masalah kemiskinan seringkali bersumber dari rendahnya kualitas sumber daya manusia, baik dari segi kepribadian maupun keterampilan. Tidak dapat dipungkiri bahwa realita terus berkembang sesuai dengan realita yang muncul setiap saat, sehingga mau tidak mau manusia harus memenuhi kebutuhan yang ada. Pengemis merupakan gambaran dari orang yang tidak bisa bersaing di sektor formal karena pendidikan yang rendah, keterampilan yang tidak memadai, dan modal yang tidak cukup untuk memulai bisnisnya. Bagi beberapa orang, mengemis lebih banyak dicari daripada profesi lain. Tidak semua pengemis memiliki kehidupan yang sengsara, oleh karena itu kita ingin merasakan kebahagiaan jiwa seorang pengemis melalui Psychological Well-Being. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang Psychological well-being pengemis jalanan di Kudus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara , dan dokumentasi yang bertujuan untuk menganalisis gaya hidup pengemis jalanan di kota Kudus, dan untuk mengkaji Psychological well-being kehidupan pengemis jalanan di kota Kudus. Dari hasil data yang diambil mengenai hal-hal terkait gaya hidup dan psychological well-being pengemis jalanan dikota Kudus, diketahui bahwa hasil penelitian mengenai gaya hidup pengemis jalanan adalah kurang. Sedangkan psychological well-being mereka cukup tinggi.
Kata Kunci: Psychological well-being, Kehidupan, Pengemis Jalanan. |