Abstrak | : Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang digunakan sebagai media bahan pengolahan makanan. Masyarakat seringkali menggunakan minyak goreng sebagai media bahan pangan yang digunakan berulang kali. Minyak goreng yang biasanya digunakan berulang kali disebut minyak jelantah. Minyak goreng yang digunakan berulang kali bisa menghasilkan sisa atau serbuk penggorengan yang dapat memicu kolesterol. Minyak sisa juga mengandung lemak jenuh berlebih yang bisa meningkatkan risiko obesitas. Salah satu upaya meminimalkan kekeruhan minyak jelantah adalah menggunakan filtrasi minyak jelantah dengan arang aktif. Pemanfaatan kulit buah matoa sebagai bahan dasar organik aktif dapat digunakan sebagai arang aktif. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui massa arang aktif dari kulit buah matoa yang paling efektif sebagai adsorben minyak jelantah. Pembuatan arang aktif dilakukan dengan memasukkan bahan baku kulit buah matoa kedalam kaleng dan dilakukan proses pembakaran selama ± 45 menit. Proses aktivasi dilakukan menggunakan larutan CaCl2 dengan perbandingan air dan CaCl2 3:1. Larutan CaCl2 dicampurkan pada arang aktif kulit buah matoa yang sudah melalui proses pembakaran dengan perbandingan 2:1. Analisis data dilakukan dengan filtrasi minyak jelantah pada arang aktif berbahan dasar kulit buah matoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif kulit buah matoa dengan massa 2,5 sdm lebih efektif untuk menjernihkan minyak jelantah daripada arang aktif kulit buah matoa dengan massa 1 sdm. Disimpulkan bahwa semakin banyak massa arang aktif sebagai adsorben, semakin jernih pula minyak jelantah yang difiltrasi. Penggunaan arang aktif dari kulit buah matoa sebagai adsorben minyak jelantah dapat mengurangi kekeruhan minyak jelantah. |