Abstrak | : Telur merupakan salah satu bahan makanan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Hal tersebut menimbulkan banyaknya jumlah limbah
cangkang telur ayam di lingkungan sekitar. Namun, keberadaan limbah cangkang
telur ayam tersebut tidak diiringi dengan pemanfaatan yang baik oleh masyarakat
Indonesia. Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat dengan
berat 5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990).
Tanaman cabai rawit banyak dibudidayakan oleh para petani karena sangat dibutuhkan
masyarakat, tidak hanya dalam skala rumah tangga, tetapi juga digunakan dalam
skala industri, dan dieksport ke luar negeri. Tanaman ini mempunyai banyak
manfaat terutama pada buahnya, yaitu sebagai bumbu masak, bahan campuran
industri makanan, dan sebagai bahan kosmetik.
Untuk meningkatkan hasil produksi cabai rawitnya, para petani berusaha
mengatasi kendala tersebut dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk
kimia. Akan tetapi pupuk kimia sering mengalami kelangkaan sehingga harganya
melonjak tinggi. Selain itu pemakaian pupuk ini dapat menyebabkan pencemaran
tanah, menurunkan pH tanah, cepat terserapnya zat hara dapat menjadikan tanah menjadi miskin akan unsur hara.
Sehingga dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah cangkang telur ayam sebagai pengganti pupuk kimia dalam proses pembibitan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yang berlangsung selama satu bulan sejak penanaman benih.
Parameter yang diamati diantaranya tinggi tanaman, jumlah helai, dan volume akar tanaman cabai rawit. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa Serbuk limbah cangkang telur ayam efektif dimanfaatkan dalam proses pembibitan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Serta konsentrasi terbaik serbuk limbah cangkang telur ayam pada proses pembibitan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) adalah sebesar 20 gram/tanaman. |