Abstrak | : Pencarian alternatif media tanam yang efektif dan ramah lingkungan untuk budidaya kangkung menjadi fokus penelitian. Penelitian yang dilakukan pada Mei hingga September 2023 ini mengevaluasi efektivitas media tanam komposit dari bonggol jagung dan serbuk kayu berbasis mycelium terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. Media tanam komposit menawarkan solusi berkelanjutan. Pemanfaatan limbah pertanian seperti bonggol jagung dan serbuk kayu mengurangi penggunaan rockwool yang tidak ramah lingkungan dan mahal. Mycelium, jaringan jamur, berfungsi sebagai perekat dan meningkatkan struktur serta nutrisi media tanam. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL). Para peneliti membuat tiga formulasi media tanam komposit: F1 (60% bonggol jagung, 40% serbuk kayu), F2 (50% bonggol jagung, 50% serbuk kayu), dan F3 (40% bonggol jagung, 60% serbuk kayu). Formulasi tersebut dibandingkan dengan rockwool sebagai kontrol. Hasil penelitian yang dilakukan selama 15 hari menunjukkan bahwa media tanam komposit F2 menghasilkan performa terbaik untuk pertumbuhan kangkung. Rata-rata tinggi tanaman kangkung di media F2 mencapai 8,3 cm dengan 6 helai daun dan panjang daun 6 cm. Keunggulan F2 juga terlihat pada tingkat porositas (63,56%), pH (6,5), dan daya serap air (80%) yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Temuan penelitian ini memberikan harapan baru bagi para petani kangkung. Media tanam komposit F2 berpotensi menjadi alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dibandingkan dengan rockwool. Pemanfaatan limbah pertanian dalam pembuatan media tanam dapat mengurangi jejak lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi petani. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitas media tanam komposit F2 dalam skala yang lebih besar dan pada varietas kangkung yang berbeda. |