Abstrak | : Penelitian “Tradisi Wetonan sebagai Base Culture Pencegahan Anak Stunting di Demak” bertujuan untuk mengungkap adanya keterlibatan urgensi budaya Wetonan dalam menangani gizi buruk anak (stunting) di Demak.
Faktanya tahun 2022 masih ada 20 anak stunting di Demak, Untuk Jawa Tengah, anak kurang gizi tahun 2022 masih ada 4.394 anak, sebanyak 26 meninggal dan 1.064 masih perawatan. Padahal ini ada di masa modern, khususnya Demak yang mempunyai program KB,. lumbung padi nasional dan bumi wali yang banyak membuahkan budaya lokal seperti Wetonan.
Untuk mengungkap itu perlu penelitian lapangan, yang pengambilan datanya melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dari sumber primer dan skunder, kemudian data di uji keabsahannya kemudian baru dianalisis dan di sajikan.
Hasilnya ternyata budaya wetonan masih dilakukan masyarakat Demak, dengan mengadakan upacara slametan kecil-kecilan setiap 35 hari (weton pasaran) dari kelahiran bayi. Dalam wetonan ini dibagikan nasi bungkus kumplit dengan sayur dan ikannya pada tetangga yang mempunyai anak balita. Terbukti juga masyarakat yang melakukan budaya wetonan tidak didapati anak stunting. Kemanfaatannya terbukti mampu mencegah stunting karena hampir setiap 2 atau 3 hari sekali ada wetonan dalam satu lingkungan RT, sehingga kekurangan gizi dapat dihindarkan, atas dasar inilah budaya wetonan bermanfaat dan terus dilakukan masyarakat Demak
|