Abstrak | : Di Indonesia ada banyak keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun linguistik. Bangsa Indonesia memiliki kesenian yang berbeda-beda disetiap daerahnya. Salah satu yang cukup terkenal adalah kesenian wayang. Wayang memiliki beberapa jenis, namun ada salah satu yang jarang didengar oleh masyarakat Indonesia yaitu Wayang Klitik. Wayang Klitik merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan keberadaanya. Keberadaan Wayang Klitik di Indonesia sendiri bisa dihitung jumlahnya, hal ini dikarenakan Wayang Klitik kurang begitu populer dibandingkan dengan wayang kulit. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pop Up book sebagai media edukasi, mengetahui pengenalan dan pelestarian serta mengkaji faktor yang menyebabkan kurangnya pengenalan dan pelestarian Wayang Klitik di Desa Wonosoco Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Pengenalan dan pelestarian Wayang Klitik di Desa Wonosoco sudah baik karena Wayang klitik bagian dari Desa Wonosoco dan tidak hanya sebagai hiburan saja tetapi juga sebagai ritual tahunan. Faktor yang menyebabkan kurangnya pengenalan dan pelestarian Wayang Klitik di Desa Wonosoco adalah tidak adanya generasi penerus di Desa Wonosoco. Efektivitas Pop Up sebagai media edukasi Wayang Klitik dalam rangka pengenalan dan pelestarian di Desa Wonosoco termasuk dalam kategori “sangat efektif”. Upaya edukasi menggunakan Pop Up book ini sangat tepat untuk menstimulasi imajinasi anak serta literasi dan penggambaran bentuk suatu benda pada anak. Karena, Pop Up book memiliki unsur 3D yang memberikan visualisasi maupun tampilan lebih menarik untuk meningkatkan pemahaman anak terkait materi. |