Abstrak | : Candi Angin menjadi salah satu objek wisata yang masih menyimpan banyak misteri tentang terbentuknya daerah ekowisata di Desa Tempur. Candi ini berdiri sekitar abad 13 hingga 14 Masehi dengan ketinggian sekitar 1200 meter diatas permukaan laut (mdpl). Candi Angin merupakan candi pada masa Kerajaan Kalingga, sehingga diketahui bahwa candi tersebut ada sebelum Candi Borobudur bahkan menjadi candi tertua di Jawa. Dalam menyebarkan suatu kebudayaan, kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu pemicu masuknya kerjasama antar daerah yang dapat mengangkat kearifan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dengan dijadikannya sebagai bahan tolak ukur pendistribusian daerah ekowisata. Dalam mengembangkan besarnya tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat, dapat dilakukan dengan upaya pemanfaatan sumber daya alam di daerah tersebut. Hal inilah yang menimbulkan munculnya fenomena eksirasa culture (timbulnya rasa budaya) dalam kesejahteraan masyarakat Candi Angin, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisa deskriptif kualitatif dan validitas triangulasi sumber. Sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diambil antara lain data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan fenomena eksirasa culture yang berpengaruh pada kearifan lokal Candi Angin terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Meskipun demikian kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu penentu meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu, eksirasa culture dapat membawa dampak positif dan dapat ditindak lanjuti dengan keberadaan Candi Angin yang berperan penting dalam faktor kemakmuran masyarakat. Sehingga peneliti ikut berkontribusi menjadi salah satu pendatang yang berkolaborasi untuk menjunjung kearifan lokal tersebut.
Kata Kunci: Eksirasa Culture, Kearifan Lokal, Candi Angin, Kesejahteraan Masyarakat
|